Puskesmas di Kabupaten OKI Keluhkan Stok Obat Kosong, Diduga Terkait Hutang 3 Miliar.
OKI-Inspirasinews.com-Beberapa puskesmas di Kabupaten OKI mengeluhkan kekosongan stok obat dalam gudang mereka selama tiga bulan terakhir.
Salah satu kepala puskesmas yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan, “Setiap kali kami ingin mengambil obat, gudang selalu kosong, sehingga kami merasa bingung dengan situasi ini.” Keluhan ini disampaikan pada media ini pada Senin (29/7/24).
Meskipun pihak Dinas Kesehatan OKI tidak memberikan alasan yang jelas terkait kekosongan stok obat, informasi yang diterima menyebutkan bahwa kekosongan tersebut disebabkan oleh tunggakan pembayaran sekitar Rp 3 miliar.
Akibatnya, puskesmas terpaksa memberikan vitamin kepada pasien yang datang untuk berkonsultasi karena stok obat yang kosong. “Kami hanya bisa memberikan vitamin sebagai solusi karena tidak ada stok obat yang tersedia,” ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan OKI, HM Iwan Setiawan, SKM, MKes, Melalui Kasi Farmasi, Ahmad Yani, membantah bahwa stok obat benar-benar kosong. Meskipun ada beberapa merek obat yang kosong, namun tidak semuanya.ujar Ahmad Yani.
Ahmad Yani juga menegaskan bahwa hutang terkait obat bukanlah hutang Dinas Kesehatan OKI, melainkan hutang Pemerintah Kabupaten OKI kepada pihak lain. Meskipun demikian, pelayanan kesehatan di puskesmas di OKI tetap berjalan dengan baik, tegas Ahmad Yani.
Ketua Forum Kepala Puskesmas se-Kabupaten OKI, Muarli, menjelaskan bahwa meskipun terdapat kekurangan stok obat, hal ini tidak dialami oleh semua puskesmas. Oleh karena itu, keluhan kepala puskesmas terkait kekurangan stok obat disampaikan kepada Dinas Kesehatan untuk memastikan ketersediaan obat yang memadai.tutur muarli.
Salim dari PRISMA (Pusat Riset Kebijakan dan Pelayanan Masyarakat) OKI, melihat adanya ketidaksesuaian antara Dinas Kesehatan dan kepala puskesmas, dimana terdapat obat yang berlebihan di satu sisi dan kekurangan di sisi lain. Ia juga mempertanyakan masalah hutang sebesar Rp3 miliar, apakah benar hutang Pemerintah Kabupaten OKI atau bukan. Salim menekankan perlunya evaluasi dan perbaikan dalam sistem pengelolaan obat di Dinas Kesehatan OKI, jelas Salim.(yun)