Beranda Budaya BPJS Kesehatan Hadir di Mesuji Makmur : Layanan Publik Satu Atap, Ekosistem...

BPJS Kesehatan Hadir di Mesuji Makmur : Layanan Publik Satu Atap, Ekosistem Baru Pelayanan Kesehatan

7
0
BERBAGI
BPJS Kesehatan Hadir di Mesuji Makmur : Layanan Publik Satu Atap, Ekosistem Baru Pelayanan Kesehatan

OKI | Inspirasinews.com – Di bawah terik matahari Ogan Komering Ilir, ratusan warga berduyun-duyun menuju Kantor Camat Mesuji Makmur. Tangan mereka menggenggam map berisi berkas administrasi; wajah mereka menyimpan harapan.

Bagi mereka, dua hari pelayanan terpadu Pemerintah Kabupaten OKI pada 10–11 September 2025 ini bukan sekadar agenda birokrasi, melainkan momen langka menyelesaikan berbagai urusan publik dalam satu atap.

BPJS Kesehatan Cabang Palembang kali ini menjadi magnet perhatian.

Di pojok aula yang disulap jadi loket pelayanan, warga mengantre untuk pendaftaran peserta mandiri, peralihan segmen kepesertaan, penambahan anggota keluarga, pemindahan FKTP, hingga pembaruan data. Semua dikerjakan cepat, tanpa perlu menempuh perjalanan jauh ke ibu kota kabupaten.

Simbol Kolaborasi Pelayanan Publik

Bupati OKI Muchendi Mahzareki hadir langsung menyaksikan antrean warga.

“Pelayanan terpadu ini adalah bentuk komitmen pemerintah mendekatkan layanan kepada masyarakat. Kami ingin memastikan warga Mesuji Makmur dan sekitarnya mendapatkan hak pelayanan dengan mudah dan cepat,” katanya. Ucapannya menjadi semacam konfirmasi bahwa pemerintah daerah tak ingin lagi layanan publik terfragmentasi dan berbelit.

BPJS Kesehatan Hadir di Mesuji Makmur: Layanan Publik Satu Atap, Ekosistem Baru Pelayanan Kesehatan

Di lokasi yang sama, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil membuka layanan KTP/KK/KIA, Dinas Kesehatan menyediakan pemeriksaan gratis, sementara Kantor Pelayanan Pajak Pratama melayani pembuatan NPWP. Kolaborasi ini menciptakan ekosistem pelayanan publik terpadu, di mana warga dapat menyelesaikan berbagai urusan hanya dalam sekali datang.

Cerita Warga: Dari TBC hingga Kehamilan

Sri, seorang warga Mesuji Makmur, mengaku lega setelah memanfaatkan aplikasi Mobile JKN.

“Suami saya terkena TBC, selama pengobatan menggunakan JKN tidak ada biaya tambahan sedikit pun yang saya keluarkan,” tuturnya. Testimoni ini bukan hanya cerita personal, tetapi potret fungsi nyata JKN bagi keluarga kelas menengah bawah.

Risa, warga lainnya, menggunakan JKN untuk memantau kehamilan.

“Semua berjalan lancar, sampai melahirkan pun ditanggung JKN,” katanya. Dalam bahasa sederhana, mereka sedang menggambarkan pergeseran paradigma layanan kesehatan: dari birokrasi yang jauh menjadi pelayanan yang hadir tepat di desa.

Menumbuhkan Kesadaran JKN

Menurut Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palembang, Edy Surlis—yang diwakili oleh Kepala Kantor BPJS Kesehatan Kabupaten OKI, Yusfikarina—kegiatan ini tidak hanya melayani warga tetapi juga mengajari masyarakat pentingnya kepesertaan JKN.

“Mesuji Makmur jadi kecamatan kedua setelah Tulung Selapan. Tanggal 29–30 September nanti kami juga hadir di Cengal,” jelasnya.

Kehadiran langsung ini penting karena banyak warga belum memahami detail kepesertaan JKN.

Dengan tatap muka, petugas bisa menjelaskan hak dan kewajiban peserta secara lebih jelas. Pengetahuan yang benar adalah pintu masuk peningkatan kepesertaan.

Menggerakkan Ekonomi Lokal

Kehadiran layanan terpadu semacam ini juga membawa dampak ekonomi. Warga tak perlu mengeluarkan biaya transportasi besar untuk mengurus berkas ke pusat kabupaten.

Warung-warung kecil di sekitar kantor camat pun laris manis melayani pengunjung yang datang dari desa-desa sekitar. Secara tak langsung, pelayanan publik yang terintegrasi juga menggerakkan ekonomi lokal.

Ekosistem Baru Layanan Publik

Dari perspektif makro, model pelayanan terpadu ini adalah cermin transformasi layanan publik yang lebih efisien dan inklusif.

Pemerintah daerah tak lagi sekadar menggelar kegiatan simbolik, tetapi benar-benar membangun sistem yang memungkinkan layanan publik—termasuk kesehatan—hadir mendekat ke warga.

BPJS Kesehatan, sebagai tulang punggung program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), memainkan peran strategis dalam ekosistem ini.

Dengan mempermudah akses, BPJS Kesehatan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya jaminan kesehatan sebagai hak dasar, bukan sekadar fasilitas tambahan.

Menyatukan Layanan, Mengurangi Kesenjangan

Bagi redaksi KabarSriwijaya.NET, fenomena seperti ini menunjukkan pergeseran paradigma di daerah.

Di tengah kritik terhadap lambannya reformasi pelayanan publik, Mesuji Makmur menghadirkan potret kecil tentang bagaimana pemerintah daerah, BPJS Kesehatan, dan instansi lain bersinergi.

Model ini tidak hanya menjawab kebutuhan administratif, tetapi juga membangun rasa percaya warga terhadap negara.

Ke depan, jika pola ini diterapkan secara konsisten di kecamatan-kecamatan lain, kesenjangan akses layanan publik antara kota dan desa bisa makin menyempit. Masyarakat pedesaan akan merasakan negara hadir bukan hanya dalam slogan, tetapi dalam layanan nyata.

Menatap Masa Depan

Kegiatan pelayanan terpadu Pemkab OKI bersama BPJS Kesehatan di Mesuji Makmur ini bisa dibaca sebagai laboratorium pelayanan publik masa depan.

Kunci keberhasilannya ada pada sinergi, keberlanjutan, dan kemampuan mendengar aspirasi warga.

Di tengah tuntutan reformasi birokrasi dan tekanan fiskal negara, model seperti ini justru menjadi jawaban: pelayanan publik yang hemat biaya, efektif, dan humanis.

Jika pola ini diperluas, ia berpotensi menjadi motor penggerak pembangunan sosial-ekonomi di tingkat akar rumput.

Bagi warga Mesuji Makmur, pelayanan terpadu ini mungkin hanya dua hari. Namun bagi pemerintah daerah dan BPJS Kesehatan, ini adalah langkah panjang menuju pemerataan layanan kesehatan dan administrasi publik yang berkeadilan.

Di aula kantor camat yang sederhana itu, kita bisa melihat sekelebat masa depan: layanan publik yang hadir menyapa, bukan sekadar menunggu didatangi.

TEKS /FOTO : YULIE AFRIANI  |  EDITOR : IMRON SUPRIYADI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here