Beranda Budaya Ketua PP Muhammadiyah Ingatkan Spirit Al-Maun dalam Pelayanan Kesehatan

Ketua PP Muhammadiyah Ingatkan Spirit Al-Maun dalam Pelayanan Kesehatan

32
0
BERBAGI
pelantikan jajaran pimpinan baru RS Muhammadiyah Palembang untuk periode 2025–2029.

PALEMBANG | Inspirasinews.com – Sabtu pagi itu, aula utama Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tampak berbeda. Karangan bunga berjejer rapi di kiri kanan pintu masuk, mengiringi sebuah momentum penting: pelantikan jajaran pimpinan baru RS Muhammadiyah Palembang untuk periode 2025–2029. Namun, di balik semarak itu, terselip kesadaran akan amanah besar yang baru saja dimulai.

Amanah, Bukan Sekadar Jabatan

dr. Yudi Fadilah, SpPD-KKV, FINASIM, MARS, yang kini resmi menjabat sebagai Direktur, berdiri dengan raut wajah tenang. Ia menyampaikan pidato yang justru membuat audiens terdiam penuh hormat.

“Pelantikan ini adalah amanah yang sangat berat. Kami belum bisa disebut selamat, karena perjalanan ini baru dimulai. Insya Allah, kami akan berusaha menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya,” ucapnya.

BACA ARTIKEL TERKAIT :

Ucapan itu seperti menegaskan bahwa menjadi direktur rumah sakit bukan hanya soal manajemen, tetapi juga kepemimpinan moral. Di sampingnya, Yuzar, SE, MM, yang kini menjadi Wakil Direktur, mendampingi dengan sikap rendah hati. Bersama, mereka berdua siap membuka babak baru RS Muhammadiyah Palembang.

Pelayanan Sesuai Standar Nasional

Pelantikan ini juga ditandai dengan peresmian ruang rawat inap standar sesuai ketentuan pemerintah. Dari total 167 tempat tidur, sebanyak 53 sudah memenuhi kriteria Kelas Rawat Inap Standar (KRIS), melampaui batas minimal 40 persen yang ditetapkan. Ini menunjukkan bahwa RS Muhammadiyah Palembang bergerak cepat menyesuaikan diri dengan regulasi nasional.

Dalam konteks Majalah Kesehatan, langkah ini penting: Kelas Rawat Inap Standar bukan sekadar angka, melainkan komitmen pada kesetaraan layanan kesehatan, sehingga pasien dari berbagai latar belakang dapat merasakan mutu pelayanan yang sama.

Menjadi Rumah Sakit Pendidikan

Tak berhenti pada pelayanan dasar, dr. Yudi mengungkapkan cita-cita lebih besar: menjadikan RS Muhammadiyah Palembang sebagai rumah sakit pendidikan. Dengan adanya Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang, peluang kolaborasi di bidang akademik, riset, dan pengembangan SDM kesehatan terbuka lebar.

“RS pendidikan itu bukan hanya status, tetapi transformasi layanan,” kata dr. Yudi. “Dokter muda belajar, pasien mendapat manfaat, riset berkembang.” Dalam ekosistem ini, mutu pelayanan kesehatan dan mutu pendidikan berjalan beriringan.

Transparansi dan Kepercayaan Publik

Ridwan Hayatudin, Ketua Pimpinan Muhammadiyah Palembang, menekankan prinsip transparansi. “Rumah sakit ini milik kita bersama, milik masyarakat. Karena itu, prinsip transparansi mutlak diterapkan,” ujarnya.

Data keuangan menunjukkan peningkatan pendapatan dari Rp 60 miliar menjadi Rp 77 miliar per tahun. Angka ini bukan sekadar capaian manajemen, tetapi juga cermin kepercayaan masyarakat. Dalam dunia kesehatan yang kian kompetitif, trust publik menjadi fondasi layanan berkelanjutan.

Apresiasi Pemerintah dan Kolaborasi Swasta

Wakil Gubernur Sumatera Selatan, H. Cik Ujang, yang hadir dalam acara ini, mengapresiasi kontribusi nyata RS Muhammadiyah Palembang. “Rumah sakit dituntut bermutu, kompetitif, dan berorientasi pada pasien. Kami berharap RS Muhammadiyah Palembang terus meningkatkan kualitas pelayanan sesuai standar nasional, sehingga pasien dapat merasakan aman, nyaman, dan cepat sembuh,” ungkapnya.

Pernyataan ini mencerminkan kenyataan baru sektor kesehatan: sekitar 60 persen pelayanan kesehatan di Indonesia kini ditangani oleh sektor swasta. Dengan demikian, RS Muhammadiyah Palembang bukan hanya penyedia layanan, tetapi juga mitra strategis pemerintah.

Warisan KH Ahmad Dahlan

Dr. Agus Taufiqurrahman, M.Kes., Sp.S., Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Pembinaan Kesehatan Umum, mengingatkan kembali spirit awal Muhammadiyah. Ia mengutip KH Ahmad Dahlan yang mendirikan klinik cikal bakal Penolong Kesengsaraan Umum (PKO). “Itu wujud nyata kepedulian Muhammadiyah sejak awal,” tegasnya.

Spirit ini bukan sekadar romantisme sejarah. Dalam konteks kesehatan modern, nilai Al-Maun relevan untuk memastikan kaum dhuafa dan fakir miskin tetap mendapat akses layanan medis berkualitas.

Menjawab Tantangan Penyakit Katastropik

Dr. Agus juga menyoroti masalah penyakit katastropik yang membebani sistem kesehatan nasional: kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi. Penyakit kronis ini bukan hanya masalah medis, tetapi juga sosial-ekonomi. Di sinilah RS Muhammadiyah Palembang diharapkan hadir sebagai garda depan pencegahan, deteksi dini, dan terapi berkelanjutan.

Melayani dengan Nilai, Bertumbuh dengan Mutu

Transformasi RS Muhammadiyah Palembang menggambarkan pergeseran paradigma layanan kesehatan: bukan hanya melayani pasien, tetapi juga mendidik masyarakat, memberdayakan tenaga medis, dan membangun jejaring dengan perguruan tinggi.

Di tengah tantangan globalisasi dan perubahan demografi, rumah sakit ini berdiri dengan fondasi nilai: amanah, transparansi, dan kepedulian sosial. Dengan begitu, setiap pasien yang datang bukan hanya mendapatkan perawatan, tetapi juga menjadi bagian dari cerita besar pelayanan kesehatan berbasis nilai kemanusiaan.

Pelantikan pimpinan baru RS Muhammadiyah Palembang adalah titik mula transformasi layanan kesehatan berbasis nilai. Dalam visi ini, rumah sakit bukan sekadar tempat berobat, tetapi pusat pembelajaran, riset, dan pengabdian sosial—memadukan antara profesionalisme medis dan misi kemanusiaan.**

TEKS : YULIE AFRIANI  |  EDITOR : IMRON SUPRIYADI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here