
PALEMBANG | Inspirasimews.com – Suasana Masjid Jamik Darussalam di Kelurahan 20 Ilir 4 pagi itu terasa berbeda. Lantunan ayat suci dan salawat pelan mengisi udara, berpadu dengan senyum jamaah yang saling bersapa.
Di tengah lingkaran pengajian itulah, lahir satu gerakan sederhana namun penuh makna: Gerakan Peduli Sesama (GPS). Kepala KUA Ilir Timur Satu, H. Zulfikar Ali Fajri, berdiri dengan nada suara tenang namun tegas.

Dalam sambutannya, ia mengajak jamaah untuk kembali pada nilai dasar keberagamaan: saling berbagi dan peduli.
“Aisyiyah dan Muslimat sudah lama menjadi bagian denyut umat, terutama dalam menggerakkan potensi perempuan. Kini saatnya kepedulian itu mengalir kembali melalui majelis taklim,” ucapnya.
GPS dirancang sebagai gerakan ringan namun berdampak: jimpitan beras, pakaian layak pakai, atau bentuk kepedulian sederhana lain yang dikumpulkan dari jamaah untuk dibagikan kepada saudara-saudara yang membutuhkan.
Jika takdir Allah mengizinkan, pembagian pertama akan dilakukan bertepatan dengan Peringatan Hari Ibu bulan Desember mendatang.
Di hadapan para jamaah, Zulfikar juga mengimibau agar materi Sejarah Organisasi turut diberikan dalam pengajian majelis taklim.
Bagi Zulfikar, memahami sejarah perjuangan Aisyiyah dan Muslimat bukan sekadar pengetahuan, tetapi penguatan identitas—sebuah pengenalan ulang bahwa perempuan pernah, sedang, dan akan terus menjadi tiang utama pemberdayaan umat.
Ajakan itu mendapat sambutan hangat.
Ketua PC ‘Aisyiyah, Dra. Marsuaini, dan Ketua PAC Muslimat, Dewi Kartika Sari, M.Pd, menyatakan kesiapan untuk berjalan bersama.
“Ini bukan sekadar program,” tutur salah satu dari mereka, “Melainkan ikhtiar menjaga kehangatan sosial di lingkungan kita.”
Usai penyampaian materi sejarah organisasi, suasana berubah menjadi lebih syahdu.

Sebuah tumpeng sederhana dipotong sebagai tanda syukur dua tahun perjalanan pengajian bersama yang berawal dari Masjid Baitul Mi’raj PT. Telkom Sei Pangeran pada 26 Oktober 2023 — sebuah inisiatif kecil yang kini tumbuh menjadi ruang yang mempersatukan banyak hati.
Sebelum rangkaian inti, para jamaah sempat mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis dari Klinik Pratama Korpri Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel.
Hadir pula perwakilan Camat, Kacab BSI Palembang Sudirman beserta staf, serta pengurus masjid dan tokoh masyarakat lainnya. Sebuah bukti bahwa kebaikan memang paling mudah tumbuh ketika banyak tangan terlibat.
Acara ditutup dengan doa oleh Ustadz M. Nor, S.Ag, lalu dilanjutkan dengan pengundian doorprize dari BSI KC Palembang Sudirman yang menambah riang suasana.

Gerakan Peduli Sesama mungkin tampak sederhana. Namun di tangan jamaah majelis taklim, gerakan ini dapat menjelma menjadi aliran kebaikan yang menghangatkan banyak rumah.
Sebab kebaikan, seperti jimpitan beras itu, tak harus besar untuk memberi arti. Ia hanya perlu dimulai — dan dijaga agar terus mengalir.**
TEKS/FOTO : TIM KUA IT-1 PLG | EDITOR : IMRON SUPRIYADI


















