MUARAENIM | Inspirasines.com – Langit Desa Tapus, Kecamatan Lembak, Muara Enim, menyala jingga saat matahari turun.
Di balik sawah dan rumah panggung, berdiri menara pengeboran setinggi belasan meter.
Tak banyak yang tahu, di sinilah titik awal lahirnya harapan baru energi nasional: Sumur Sungai Anggur Selatan-2 (SAS-2) milik PT Sele Raya Belida.
Bagi masyarakat sekitar, rig pengeboran bukan hanya alat industri, tetapi lambang kesempatan hidup yang lebih baik.
Dari Upaya Tak Kenal Lelah
Dua tahun lalu, PT Sele Raya Belida berhasil menemukan cadangan migas di Sumur Sungai Anggur Selatan-1.
Tapi mereka tak berhenti. Dengan semangat yang sama, perusahaan kembali menggali potensi bumi Sumatera Selatan. “Kami belajar dari pengalaman SAS-1.
Kami tahu masih ada rahasia di bawah tanah ini,” kata Juchiro Tampi, President & General Manager PT Sele Raya Belida, kepada Majalah Inspirasi.
Setiap pengeboran adalah taruhan mahal: biaya tinggi, teknologi rumit, risiko besar.
Namun semangat eksplorasi tetap menyala. Bagi Juchiro dan timnya, keberhasilan SAS-2 adalah buah dari doa, kerja sama, dan keyakinan bahwa energi Indonesia harus berdiri di kaki sendiri.
Bekerja dengan Aman, Menginspirasi Banyak Pihak
Proses pengeboran SAS-2 dimulai pada 16 Juni 2025 dan mencapai kedalaman akhir pada 18 Agustus 2025.
Hasilnya menggembirakan: minyak dan gas dari lapisan batupasir Formasi Talang Akar, dengan kemampuan alir 3.856 barrel minyak per hari dan 3,257 MMSCFD gas.
Tapi bagi Juchiro, angka itu hanya separuh cerita. “Yang lebih penting adalah keselamatan kerja. Kami bersyukur semua berjalan zero accident,” ujarnya.
Nilai inspiratifnya terasa: keberhasilan teknis bisa dicapai tanpa mengorbankan keselamatan. Sinergi dengan SKK Migas, para kontraktor, hingga masyarakat sekitar, menunjukkan energi bukan hanya tentang produksi, tapi juga tentang hubungan manusia.
Menghidupkan Desa, Menggerakkan Negeri
Tak hanya memberi kabar baik bagi pemerintah yang tengah mengejar target produksi migas 1 juta barrel per hari dan 12 BSCFD gas pada 2030, SAS-2 juga membawa dampak langsung ke desa.
Warung kopi ramai, pengangkutan logistik berjalan, dan anak-anak muda mendapat pekerjaan. “Kalau sumur ini jalan, kami berharap ekonomi desa ikut bergerak,” kata seorang warga Desa Tapus.
Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan, Yunianto, menyebut pencapaian ini sebagai bukti nyata dukungan pada program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yakni Swasembada Energi. “Kami memastikan semua program mendukung Swasembada Energi berjalan lancar,” ujarnya.
Menyebar Optimisme Baru
Bagi PT Sele Raya Belida, SAS-2 bukan titik akhir. Data geologi yang dikumpulkan menunjukkan peluang cadangan lain di WK Belida.
Dengan target Early Production pada kuartal IV tahun 2025, minyak dan gas dari sumur ini diharapkan segera memberi kontribusi nyata bagi ketahanan energi nasional.
Lebih dari sekadar prestasi industri, SAS-2 jadi simbol bahwa kerja keras, sinergi, dan disiplin keselamatan mampu menghasilkan terobosan. Dari desa kecil di Muara Enim, lahir cerita inspiratif tentang energi, keberanian, dan masa depan negeri.
Energi Harapan
Kisah SAS-2 memberi pelajaran bahwa setiap keberhasilan besar lahir dari proses yang konsisten dan kerja sama.
PT Sele Raya Belida mengingatkan kita bahwa mengejar swasembada energi bukan hanya jargon, tapi kerja nyata yang dimulai dari desa-desa kecil seperti Tapus.
Dari Sungai Anggur Selatan, Sumatera Selatan, inspirasi energi baru itu mengalir — tak hanya ke pipa produksi, tapi juga ke semangat masyarakat Indonesia.
TEKS : REELLASE / YULIE | EDITOR : IMRON SUPRIYADI