
Muaraenim, Inspirasinews.com – Suasana ruang kelas di Balai Latihan Kerja (BLK) Pondok Pesantren Laa Roiba kembali dipenuhi semangat 17 peserta anak-anak yang mengikuti program Sekolah Public Speaking dan Dai (SPADA).
Pada pertemuan kedua ini, para peserta diarahkan untuk menguasai hafalan muqaddimah—bekal awal yang kerap menjadi gerbang penting dalam menyampaikan dakwah di mimbar masjid maupun forum keagamaan lainnya.
Namun SPADA Laa Roiba tak berhenti pada sebatas hafalan. Setiap pertemuan selalu dibuka dengan latihan vokal dan artikulasi.
Latihan ini dilakukan bukan sekadar rutinitas, tetapi sebagai fondasi pembentukan kemampuan berbicara yang benar, jelas, dan penuh adab.

Bagi sebagian peserta, apalagi anak-anak yang masih canggung, latihan ini menjadi titik awal untuk menguatkan kepercayaan diri sebelum kelak berdiri di depan khalayak.
Merangkai Suara yang Jernih untuk Dakwah yang Hikmah
Materi vokal diberikan untuk melatih cara bernapas yang benar, memaksimalkan kerja pita suara, serta menata posisi lidah dan bibir agar suara keluar dengan jelas.
Sementara itu, materi artikulasi membantu peserta memahami cara membentuk huruf—dari yang berpangkal di tenggorokan hingga yang keluar dari ujung bibir.
Menurut Mentor SPADA Laa Roiba, Imron Supriyadi, banyak orang menganggap materi vokal dan artikulasi sebagai hal sepele, bahkan membosankan.
Padahal, ia menegaskan, dua dasar ini sangat menentukan kualitas penyampaian dakwah seseorang.
“Di pesantren kita mengenal ilmu tajwid dan makhrajul huruf. Prinsipnya tidak jauh berbeda dengan materi vokal dalam public speaking. Semua kembali pada bagaimana suara keluar dari tempatnya yang tepat. Ketika dasar ini tidak tuntas, maka penyampaian ceramah atau khutbah pun sering terdengar kurang jelas,” ujarnya.
Latihan yang dikombinasikan dengan pendekatan tajwid membuat peserta memahami bahwa suara bukan hanya alat komunikasi, melainkan bagian dari amanah dakwah yang harus dijaga kehormatannya.
Tiga Bulan Pembinaan: Mencetak Dai Muda yang Santun dan Percaya Diri
Program SPADA Laa Roiba digagas sejalan dengan visi Pendiri dan Pimpinan Pondok Pesantren Laa Roiba, KH. Taufik Hidayat, S.Ag., M.I.Kom, yakni membentuk generasi muda yang tidak hanya cakap ilmu agama, tetapi juga mampu menyampaikannya dengan bahasa yang santun dan mudah dipahami jamaah.
Program ini dirancang selama tiga bulan, dengan materi bertahap mulai dari teknik vokal, penguasaan muqaddimah, manajemen panggung, gestur, hingga simulasi ceramah.
“Melalui BLK Laa Roiba, kami berharap pembinaan berjenjang ini dapat melahirkan dai-dai muda yang matang, percaya diri, dan mampu menyampaikan pesan kebaikan dengan bahasa yang lembut dan komunikatif,” kata Imron.
Diikuti oleh para santri dan anak-anak tingkat Madrasah Ibtidaiyah, SPADA menjadi ruang tumbuh yang penting.
Para peserta tidak hanya berlatih berbicara, tetapi belajar bagaimana seorang dai harus berakhlak ketika berdiri di hadapan jamaah: rendah hati, tertib, dan penuh kasih.
Menyiapkan Generasi Dakwah Masa Depan
Program SPADA Laa Roiba menjadi bagian dari ikhtiar memperkuat peran masjid dan pesantren sebagai pusat pembinaan umat.
Di tengah derasnya arus informasi dan media digital, kemampuan berbicara yang benar, santun, dan berakar pada nilai-nilai Islam menjadi kebutuhan yang tak bisa diabaikan.
Melalui SPADA, BLK Laa Roiba menghadirkan pembelajaran yang sederhana namun mendalam — dari cara mengeluarkan huruf dengan benar hingga bagaimana menyampaikan pesan dengan hikmah.
Semua diarahkan pada satu tujuan: melahirkan generasi dai muda yang siap menjadi penerus cahaya dakwah di masjid-masjid desa hingga pusat kota.
TEKS / FOTO : TIM MEDIA PP LAA ROIBA | EDITOR : AHMAD MAULANA


















