
Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan
Sabtu siang, 4 Oktober 2025, Aula MAN 3 Palembang menjadi saksi semangat yang berkobar. Di ruang itu saya berdiri di hadapan 116 atlet Kementerian Agama yang akan turun di ajang Pekan Olahraga Nasional (Pornas) XVII Korpri 2025.
Mereka bukan sekadar atlet. Mereka adalah ASN Kementerian Agama yang sehari-hari kita kenal dengan tugasnya di madrasah, kantor urusan agama, penyuluhan, atau bidang pelayanan publik. Namun kali ini, mereka datang dengan seragam olahraga, wajah penuh tekad, dan semangat juang yang sama: mengharumkan nama Kementerian Agama di panggung nasional.
ASN sebagai Teladan Bangsa
Dalam banyak kesempatan saya sering menyampaikan bahwa ASN bukan hanya birokrat. ASN adalah etalase bangsa. Masyarakat menilai negara dari perilaku, akhlak, dan etika ASN.
Jika ASN berintegritas, maka negara akan dipandang bermartabat. Jika ASN berlaku curang, maka negara ikut tercoreng.
Di ajang olahraga, nilai itu diuji dengan cara yang sederhana namun sangat nyata. Di lapangan futsal, di meja tenis, di arena pencak silat, hingga di kolam renang, setiap ASN dituntut bukan hanya menunjukkan keterampilan, tetapi juga menjunjung sportivitas. Karena itulah, saat melepas kontingen Kemenag, saya sampaikan pesan penting: “Kalah terhormat lebih baik daripada menang dengan cara curang.”
BACA ARTIKEL TERKAIT :
- 116 Atlet Kemenag Siap Unjuk Gigi di Pornas XVII Korpri
- Zudan Kenalkan Sepatu Kasual Korpri di Rakornas
Pesan ini mungkin terdengar sederhana. Namun sesungguhnya ia menyentuh inti dari peran ASN: integritas. ASN Kementerian Agama harus menjadi teladan akhlak mulia. Dalam olahraga maupun dalam kehidupan sehari-hari, kejujuran dan etika tidak boleh ditukar dengan hasil sesaat.
Pornas sebagai Ruang Persaudaraan ASN
Pornas Korpri bukan sekadar kompetisi olahraga. Ia adalah ruang silaturahmi dan persaudaraan bagi ASN dari seluruh pelosok Indonesia. Tahun ini, 96 kontingen hadir di Palembang, membawa ribuan atlet dan ofisial. Dari berbagai kementerian, lembaga, provinsi, hingga kabupaten dan kota, semuanya berkumpul dengan satu semangat: sportivitas.

Di tengah keberagaman itu, kita menemukan kembali makna kebangsaan. ASN datang dengan logat bahasa yang berbeda, tradisi yang beragam, dan budaya kerja yang mungkin tidak sama. Tetapi di lapangan, perbedaan itu larut dalam satu cita-cita. Pornas menjadi miniatur Indonesia, di mana keragaman adalah kekuatan, dan persatuan adalah kemenangan sejati.
Bagi ASN Kemenag, keikutsertaan ini menjadi bukti bahwa kita tidak hanya hadir di ruang-ruang pelayanan publik, tetapi juga di arena kompetisi sehat. ASN Kemenag menunjukkan bahwa mereka mampu menjaga keseimbangan antara tugas birokrasi dan gaya hidup sehat.
Olahraga dan Karakter ASN
Jika kita renungkan, olahraga sesungguhnya adalah media pembentukan karakter. Dalam tenis lapangan, atlet dilatih untuk fokus, sabar, dan membaca strategi lawan. Dalam atletik, ketahanan fisik dan mental diuji hingga garis finis. Dalam futsal, kerja sama tim menjadi kunci kemenangan. Semua nilai itu sejatinya adalah nilai ASN: disiplin, kerja keras, kolaborasi, dan daya tahan menghadapi tantangan.
Maka Pornas bukan sekadar turnamen. Ia adalah laboratorium nilai. ASN belajar bagaimana mengelola tekanan, menerima kekalahan dengan lapang dada, dan merayakan kemenangan tanpa kesombongan. Nilai-nilai itu, jika dibawa ke dunia kerja, akan membuat birokrasi lebih humanis, lebih tangguh, dan lebih profesional.
Kemenag dan Peran Keteladanan
Kementerian Agama adalah kementerian dengan tugas yang unik: mengurus agama, pendidikan, dan kehidupan keumatan. Tugas itu menuntut ASN Kemenag untuk tidak hanya piawai dalam administrasi, tetapi juga menjadi teladan akhlak. Karena itu, keterlibatan ASN Kemenag di Pornas harus menjadi simbol. Bahwa ASN kita bukan hanya kuat dalam doa dan ibadah, tetapi juga sehat, bugar, dan sportif dalam berkompetisi.
Saya percaya, 116 atlet Kemenag yang turun di sembilan cabang olahraga—bulutangkis, tenis meja, tenis lapangan, catur, renang, atletik, senam Korpri, futsal, dan pencak silat—akan menunjukkan wajah terbaik ASN Kemenag. Mereka akan membuktikan bahwa ASN kita tidak kalah daya saing, baik di bidang profesi maupun di arena olahraga.
Palembang, Panggung Nasional
Tuan rumah juga memiliki arti penting. Palembang bukan sekadar kota penyelenggara, melainkan panggung yang membawa warna tersendiri. Dengan Sungai Musi yang bersejarah, Jembatan Ampera yang ikonik, dan pempek yang mendunia, Palembang menjadi wajah keramahan Sumatera Selatan.
Karena itu, saya mengingatkan ASN Kemenag Sumsel untuk memberikan pelayanan terbaik kepada tamu-tamu kita. Sambut mereka dengan senyum, layani dengan hati. Tunjukkan bahwa ASN Kemenag tidak hanya tangguh di lapangan, tetapi juga hangat dalam persaudaraan.
Membangun Warisan Nilai
Apa yang akan kita wariskan dari Pornas XVII Korpri? Medali tentu saja penting. Prestasi juga patut diraih. Namun lebih dari itu, warisan sejati adalah nilai. Jika ASN pulang dengan semangat kebersamaan yang lebih kuat, dengan sportivitas yang lebih tinggi, dan dengan integritas yang lebih kokoh, maka Pornas telah sukses.
Saya ingin atlet Kemenag yang bertanding di Pornas ini tidak hanya pulang membawa medali, tetapi juga membawa cerita inspiratif. Cerita tentang bagaimana ASN Kemenag menunjukkan sikap jujur meski kalah, bagaimana mereka menolong lawan yang terjatuh, atau bagaimana mereka tetap tersenyum meski hasil tidak sesuai harapan. Cerita-cerita kecil ini jauh lebih berharga daripada angka di papan skor.
Menatap Masa Depan ASN
Pornas hanyalah satu episode dalam perjalanan ASN Kemenag. Namun dampaknya bisa panjang. Jika kita mampu menjaga semangat olahraga ini dalam keseharian, maka ASN Kemenag akan semakin siap menghadapi tantangan birokrasi modern.
Saya berharap olahraga menjadi gaya hidup ASN. Bukan hanya karena tubuh yang sehat, tetapi juga karena olahraga melatih pikiran yang jernih dan jiwa yang sportif. Dengan begitu, ASN Kemenag akan tampil sebagai sosok yang utuh: sehat jasmani, kuat rohani, tangguh mental, dan mulia akhlak.
Martabat yang terjaga
Sabtu, 4 Oktober 2025, saya melepas 116 atlet Kemenag dengan doa dan optimisme. Mereka membawa nama baik institusi, tetapi juga membawa harapan masyarakat. Semoga mereka pulang dengan prestasi, tetapi yang lebih penting: semoga mereka pulang dengan nilai-nilai sportivitas yang semakin kuat.
Pornas XVII Korpri adalah panggung, dan ASN Kemenag adalah aktor yang memainkan peran penting. Mari kita tunjukkan kepada Indonesia, bahwa ASN Kementerian Agama tidak hanya menguasai kitab suci dan regulasi, tetapi juga mampu menjunjung sportivitas di arena kompetisi. Karena pada akhirnya, kemenangan sejati bukanlah emas di leher, tetapi martabat yang terjaga di hati.**
Palembang 5 Oktober 2025